akhirnya libur juga

alamak luar biasa

Astaga, udah lama banget gak nulis blog.

Beberapa minggu terakhir ini memang banyak yang membuat mencret: kerjaan, masalah pribadi yang engga bisa diceritakan di sini (lagu Kematian berkumandang). Beh! Banyak yang harus dikerjain dan pikirin. Tapi yang udah ya udah, untuk sekarang-sekarang ini gw seneng, karena:

1. gw akhirna libur juga setelah berhari hari kerja rodi, disiksa, dicambuk, di bondage (lowh) lebay hahaha tpy ga masalah akhirna hari inni gw ud lse kerja and bsok bs mnikmati liburan dgn tenang.

2. gw agy pengen ngomongin politik indo yg gw tonton online di tipi,

Kadang gw berpikir tentang teman-teman gw yang memilih dengan kurang rasional sewaktu pemilihan legislatif lalu. Alasan-alasan mengapa mereka memilih seorang caleg -yang sebenarnya seharusnya lebih kepada performa politik, background, integritas, dan visi-misi mereka- terkadang sangat absurd.

Salah satu teman yang gw kenal menyatakan bahwa “Gw milih si Anu, soalnya itu temennya pacar gw”. Kabar terakhir, si Anu masuk DPR. Beruntunglah si Anu karena berteman dengan orang yang benar.

Teman yang lain, menyatakan memilih si Ani karena menurut dia, “Titelnya paling banyak. Berarti dia pinter.”

Ada yang memilih dengan sangat asal: begitu masuk bilik suara dia langsung mencoblos salah satu nama secara random, benar-benar ngacak, kalau ada waktu lebih -biar lebih ngacak- dia mungkin akan berputar-putar sampai muntah, baru menyoblos lalu kemudian pingsan. “Yang beruntung yang terpilih,” begitu moto dia.

Ada teman yang ketika sudah di bilik suara, kebingungan, dia lalu menelepon temannya minta diberikan petunjuk. Seakan-akan ini adalah Who Want’s to Be A Millionaire, dan dia baru menggunakan bantuan Phone a Friend.

Ada seorang teman, kali ini sudah cukup tua, yang memilih karena nomor urut si caleg rendah. Katanya dengan muka serius, “Nomor urut rendah, biasanya berarti dia gak punya banyak duit buat beli nomor urut yang atas, kita kan harus membela orang yang lemah!”. Sungguh, baik hati sekali teman gw itu. gw jadi merasa terharu.

Sebelum pemilu berlangsung, beberapa teman gw first time voters yang baru lulus SMU ramai-ramai merencanakan memilih seorang X dari Gerindra karena kata mereka “Ih dia ganteng banget lho di baliho itu”. Mereka kompakan, janjian ingin memilih X. Pada akhirnya, mereka mengurungkan niat untuk untuk memilihnya karena “pas di tipi ternyata jelek!” gubrack.

Tentu, tidak semua teman muda gw seperti itu.

Ada mereka yang memang informed voters, terutama teman FH unud. Yah, walaupun kebanyakan juga pseudo-intellectual juga (you know, yang di setiap percakapan bawaannya nge-quote Hegel, Weber, atau Marx). Tapi setidaknya, mereka lebih punya basis yang lebih “asik” dalam memilih.

Kembali lagi, salah satu alasan paling absurd dari teman gw ketika menentukan pilihannya, get this: “Gw milih dia habisnya, mukanya mirip pacar gw.”

Gubrack.

Bisa jadi, mereka yang terpilih di DPR adalah mereka yang mukanya paling banyak mirip dengan pacar orang-orang, mereka yang ganteng, atau mereka yang punya banyak titel. btw, ada yang salah dengan sosialisasi parpol atau ada yang salah dengan anak-anak muda… atau mungkin, gw berteman dengan orang yang salah.

Bagaimana dengan Pilpres nanti?
Masih ada alasan ganteng, banyak titel, mirip pacar?

Entahlah,
Tapi untungnya, pacar gw tidak mirip Megawati.

3. Liburan inni gw pengen mnikmati cam bareng sama si doi, gw pgn belaj ar bareng2 bgaimana melewati LDR inni dgn slamet sampai tujuan hehehe ayo sayang, smangat, kita belajar biar pintar hehehe

4. finally gw masih bingung mw beli laptop apa

hp pavillion dv6-1140 ato

Acer Aspire 5738ZG-424G32MN

huachhhmmmm gw mw tdur, lekker slapen en morgen met mijn vriendin
0 Responses

Posting Komentar